Ilmu Sosial Dasar Gunadarma 2015
Ilmu Sosial
Dasar
I.
ISD sebagai MKDU :
A. Jelaskan pengertian ISD ® pengetahuaan yang meneliti
masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia dengan menggunakan
fakta yang berasal dari berbagai bidang. (https://sigitloverskate.wordpress.com/tugas-ilmu-sosial-dasar-isd/)
B. Sebutkan tujuan ISD ® tujuan ISD sebagai MKDU
yaitu: 1. Agar mahasiswa peka terhadap masalah-masalah sosial dan ikut serta
dalam menyelesaikan masalah tersebut. 2. Agar dapat mengetahui bahwa adanya
masalah-masalah yang berada di lingkungan masyarakat bersifat kompleks dan
dapar mempelajarinya. (https://sigitloverskate.wordpress.com/tugas-ilmu-sosial-dasar-isd/)
C. Sebutkan 2 kelompok ilmu
pengetahuan ® ilmu pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Ilmu pengetahuan alam :
banyak hal yang dapat kita amati di alam semesta ini dan di dalam ilmu
pengetahuan alam ini dapat digolongkan dari berbagai aspek mulai dari biologi,
fisika dan kimia.
Mulai dari aspek
biologi yang mempelajari tentang nilai kehidupan makhluk hidup (hewan, tumbuhan
dan manusia), serta mempelajari bagaimana struktur organ-organ dalam dan bisa
memprediksikan kondisi makhluk hidup melalui dalam organnya.
Sedangkan fisika
dapat mempelajari skala perbandingan yang banyak sekali cara dan metode di
dalam proses menghitungnya.
Dan kimia
mempelajari --------
2. Ilmu pengetahuan sosial ® yaitu ilmu yang dapat di
kaji dari aspek interaksi sesama manusia yang memiliki unsur dan nilai yang
positive. Ilmu pengetahuan sosial dapat di golongkan berdasarkan sejarah,
geografi, ekonomi.
· Ilmu pengetahuan sosial
berdasarkan sejarah mempelajari tentang siklus kehidupan manusia yang terjadi
di masa lampau agar kita dapat mengetahui bagaimana pesatnya kemajuan di zaman
modern sekarang ini dan kita dapat mengetahui pola berfikir zaman dahulu yang
masih berkembang.
· Ilmu yang mempelajari tentang
astronomi dan letak daerah yaitu geografi.
· Sedangkan ekonomi adalah ilmu
yang menggunakan metode perhitungan .
3. Ilmu pengetahuan budaya
(humaniora) ® yaitu ilmu yang berdasarkan
kebiasaan yang terjadi disetiap suku. (https://arfanart.wordpress.com/2011/10/03/sebutkan-tiga-kelompok-ilmu-pengetahuan/)
D. Jelaskan perbedaan anatra ISD dan IPS
Ilmu Sosial Dasar
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
1. Diberikan di
perguruan tinggi
|
1.
Di berikan
di sekolah dasar dan lanjutan
|
2. Mata kuliah tunggal
|
2.
Mata
kuliah campuran
|
3. Berdasar kepada
sikap dan kepribadian
|
3.
Berdasarkan
kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual
|
E. Jelaskan persamaan antara ISD
dan IPS ®
1. merupakan bahan studi untuk
program pendidikan dan pengajaran.
2. Bukan disiplin ilmu yang
berdiri sendiri
3. Memounyai materi yang terdiri
dari kenyataan sosial dan maslah sosial. (https://yuvitatjhang.wordpress.com/2013/10/08/perbedaan-isd-dan-ips-persamaan-isd-dan-ips-dan-ruang-lingkup-ilmu-sosial-dasar/)
F. Sebutkan 3 golongan bahan
pelajaran ISD ® ilmu yang berdasar kepada nilai dalam kependudukan
yang berada di suatu wilayah dan memiliki golongan-golongan sebagai berikut:
1. Kenyataan sosial yang berada
dalam masyarakat yang menjadi faktor sosial utama.
2. Konsep sosial tentang
kenyataan sosial yang dibatasi pada konsep dasar yang sangat diperlukan untuk
menangani masalah dan menjadi salah satu faktor yang dibahas.
3. Masalah yang timbul dalam
masyarakat dan terlibat diberbagai keadaan yang berbeda.
II.
A. Perkembangan dan penggandaan
penduduk dunia dengan tabel
PERTUMBUHAN
PENDUDUK :
Tabel Perkembangan penduduk dunia
Tabel
berikut adalah perbandingan perkembangan penduduk beberapa negara yang dipilih
berdasarkan jumlah kepadatan manusia nya dari tahun 1950 hingga 2008 :
Populasi
1950
Populasi
2008
China : 562.579.779 1.333.207.572
Amerika Serikat : 152.271.000 304.838.948
India : 361.088.000 1.154.845.005
Rusia : 101.936.816 141.166.731
Jepang : 83.805.000 989.000
Indonesia : 119.208.229 238.567.492
Brazil : 51.944.397 197.254.181
WORLD : 2.555.948.654 6.736.383.012
China : 562.579.779 1.333.207.572
Amerika Serikat : 152.271.000 304.838.948
India : 361.088.000 1.154.845.005
Rusia : 101.936.816 141.166.731
Jepang : 83.805.000 989.000
Indonesia : 119.208.229 238.567.492
Brazil : 51.944.397 197.254.181
WORLD : 2.555.948.654 6.736.383.012
Dari tabel diatas bisa dilihat rata rata setiap negara penduduknya bisa bertambah 2x lipat. Dan perkembangan penduduk dunia bisa bertambah hingga 3x lipat. Itu berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.Khusus untuk negara Jepang, pertumbuhan penduduknya dari tahun 1950 hingga sekarang mengalami penurunan drastis. Ini dikarenakan angka Mortalitas/kematian sangat tinggi. Pada tahun 2012 angkanya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu 1.256.254 kematian.
1. Tabel Penggandaan Penduduk
Dunia
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber :
Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco
Menggunakan interpolasi linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada penggandaan lain dalam abad ini. (http://ivajung.blogspot.co.id/2014/10/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk.html)
Menggunakan interpolasi linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada penggandaan lain dalam abad ini. (http://ivajung.blogspot.co.id/2014/10/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk.html)
B. Sebutkan faktor : demografi
yang mempengaruhi pertambahan penduduk
Faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
adalah sebagai berikut:
1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
¶ Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :
¶ Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
Rumusnya:
¶ Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Rumusnya:
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.
2. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :
a. Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b. Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran.
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
¶ Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :
¶ Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
Rumusnya:
¶ Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Rumusnya:
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.
2. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :
a. Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b. Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran.
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
C. Rumus kematian kasar dan
halus
Secara garis besar penggolongan kelahiran
/ natalitas adalah :
1) Angka Keahiran Khusus
2) Angka Kelahiran Umum
3) Angka Kelahiran Kasar
Dan secara garis besar penggolongan
kematian / mortalitas adalah :
1) Angka Kematian Kasar
2) Angka Kematian Khusus
Masing – masing memiliki rumus yang
berbeda, mari kita pelajari satu persatu.
a. Kelahiran
(Fertilitas/Natalitas)
1) Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar atau Crude Birth
Rate (CBR) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu
tahun. Untuk mencari angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut.
Di mana: CBR = L/P *1000
CBR = angka kelahiran kasar
L = jumlah kelahiran selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka kelahiran kasar digolongkan menjadi
tiga, yaitu:
a) Golongan tinggi, apabila jumlah
kelahiran lebih dari 30.
b) Golongan sedang, apabila jumlah
kelahiran antara 20 - 30.
c) Golongan rendah, apabila jumlah
kelahiran kurang dari 20.
Menurut Wardiyatmoko angka kelahiran kasar
(CBR) dalam kurun waktu 2000 - 2005 kurang lebih sebesar 29. Dibandingkan
dengan CBR Asia 25, Thailand 28, Malaysia 27, dan Singapura 25 maka CBR
Indonesia masih relatif tinggi.
Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah
penduduk di Kecamatan X sebanyak 20.000 jiwa dan jumlah bayi yang lahir
tercatat 900 anak Berapa angka kelahiran kasarnya?
Angka kelahiran kasar adalah 45, artinya pada setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun terjadi kelahiran sebanyak 45 bayi.
2) Angka Kelahiran Umum
Angka kelahiran umum atau General Fertility Rate (GFR) adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 49 tahun pada pertengahan tahun. Angka kelahiran umum dapat diketahui dengan rumus.
Di mana: GFR = L/W(15-49)*1000
L = banyaknya kelahiran selama satu tahun
W(15 - 49) = banyaknya penduduk wanita yang berumur 15 – 49 Tahun
Contoh:
Di kecamatan X banyaknya wanita berumur 15 - 49 tahun pada pertengahan tahun 2006 ada 9.000 orang, sedangkan jumlah bayi yang lahir 900 anak. Berapakah angka kelahiran umumnya?
Angka kelahiran umum 100, artinya setiap 1.000 wanita berumur 15 - 49 tahun dalam satu tahun terdapat jumlah kelahiran 100 bayi.
3) Angka Keahiran Khusus
Angka kelahiran khusus atau Age Spesific Birth Rate (ASBR) menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia tertentu dalam waktu satu tahun. Untuk mengetahui ASBR digunakan rumus sebagai berikut.
Di mana: ASBR = Lx/Px*1000
ASBR = angka kelahiran dari wanita pada umur tertentu
Lx = jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Px = jumlah wanita pada kelompok umur tertentu
Contoh:
Di kabupaten A terdapat wanita usia 20 - 24 sebanyak 300.000 jiwa. Banyaknya bayi yang lahir pada tahun tersebut sebanyak 3.000 anak. Berapa angka kelahiran khususnya?
Hal itu berarti setiap 1.000 orang wanita usia 20 - 24 tahun terdapat 10 bayi yang lahir dalam setahun.
b. Kematian (Mortalitas)
1) Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR) menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 pendduk dalam setahun.
Angka kematian kasar terdiri atas tiga golongan, yaitu:
a) Golongan rendah, apabila jumlah mortalitasnya kurang dari 13.
b) Golongan sedang, apabila jumlah mortalitasnya antara 14 - 18.
c) Golongan tinggi, apabila jumlah mortalitasnya lebih dari 18.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui angka kematian kasar adalah:
Di mana: CDR = M/P*1000
M = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Menurut Wardiyatmoko angka kematian kasar (CDR) Indonesia dalam kurun waktu 2000 - 2005 kurang lebih sebesar 43. Dibandingkan dengan CDR Asia 42, Thailand 40, Malaysia 24, dan Singapura 9 maka CDR Indonesia masih relatif tinggi.
Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan X sebanyak 10.000 jiwa dan jumlah penduduk yang meninggal 800 anak. Berapakah angka kematian kasarnya?
Angka kematian kasarnya 8, artinya setiap 1.000 orang dalam 1 tahun, jumlah penduduk yang meninggal ada 8 orang.
2) Angka Kematian Khusus
Angka kematian khusus menurut umur atau Age Spesific Death Rate (ASBR) menunjukkan banyaknya orang yang meninggal tiap 1.000 orang penduduk pada usia tertentu dalam setahun. Biasanya angka ini sangat tinggi pada kelompok usia lanjut, sedangkan pada kelompok usia muda angka ini jauh lebih rendah.
Di mana: ASBR = Lx/Px
ASBR = angka kematian pada umur tertentu
Lx = jumlah kematian pada umur tertentu dalam setahun
Px = jumlah penduduk umur tertentu
Angka kematian kasar digolongkan rendah jika kurang dari 13, sedang jika berkisar 14 - 18, dan tinggi jika lebih dari 18.
Contoh:
Jumlah penduduk provinsi A yang berumur 65 - 69 tahun adalah 100.000 jiwa. Dalam waktu satu tahun yang meninggal dunia sebanyak 20.000 jwa. Hitunglah angka kematian khusus menurut kelompok umur di provinsi tersebut!
Artinya setiap 1.000 penduduk yang berumur 65 - 69 tahun, yang meninggal sebanyak 200 orang dalam setahun. (http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/04/angka-kelahiran-dan-angka-kematian.html)
D. Angka kelahiran :
Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah
bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Ada beberapa cara untuk
menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
CBR = B/P x 1000
Dimana : CBR = Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
1000 = konstanta
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
CBR = B/P x 1000
Dimana : CBR = Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
1000 = konstanta
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2. Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age Specific Fertiliy
Rate) disingkat ASFR
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
ASFRx = Bx/Pfx x k
Dimana : ASFRx = Angka kematian menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Konstanta (angka 1000)
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya
dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun
dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
ASFRx = Bx/Pfx x k
Dimana : ASFRx = Angka kematian menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Konstanta (angka 1000)
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya
dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun
dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
data penduduk indonesia
a.
Tahun 1961 =
97,1 juta jiwa
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa
f. Tahun 2011 = lebih meningkat dari pada tahun-tahun sebelumnya (https://triansyahmartadijaya.wordpress.com/2012/10/08/2-1-3-angka-kelahiran-penduduk-indonesia/)
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa
f. Tahun 2011 = lebih meningkat dari pada tahun-tahun sebelumnya (https://triansyahmartadijaya.wordpress.com/2012/10/08/2-1-3-angka-kelahiran-penduduk-indonesia/)
E.
Pengertian
migrasi, macam-macam migrasi, proses migrasi dan akibat migrasi
Pengertian Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang
satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi
internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas
suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan
perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk.
Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya
turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk
permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas
negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
* Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
* Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.
*Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
Macam - Macam Migrasi
Pertama , Migrasi Internasional
dibagi menjadi tiga , yaitu :
1.
Imigrasi => Masuknya penduduk ke suatu negara
2.
Emigrasi => Keluarnya penduduk ke negara lain
3.
Remigrasi => Kembalinya penduduk ke negara
Kedua , Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
1.
Urbanisasi => Dari Desa ke Kota
2.
Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
3.
Ruralisasi => Dari Kota ke Desa
4.
Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat
yang aman
Proses Migrasi
Dengan adanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih
maka banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu dikarenakan di
wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan
hidupnya
Proses
migrasi pun punya cara yaitu:
• Proses migrasi ia menetap di suatu wilayah
• Proses migrasi hanya sementara diwilayah itu sewaktu-waktu ia dapat kembali lagi ke wilayah tempat asalnya
• Hanya sekedar berlibur diwilayah itu
• Proses migrasi ia menetap di suatu wilayah
• Proses migrasi hanya sementara diwilayah itu sewaktu-waktu ia dapat kembali lagi ke wilayah tempat asalnya
• Hanya sekedar berlibur diwilayah itu
Proses keberangkatan migrasi bisa dilakukan dengan
cara-cara tertentu misalkan kalau imigran hanya satu orang bisa melakukannya
dengan naik sepeda motor, kalau imigran dengan banyak orang satu keluarga maka
bisa melakukannya dengan naik kendaraan roda empat atau juga naik kapal laut
itulah yang biasa dilakukan imigaran dalam melakukan migarasi di Negara
Indonesia.
Tahun pun makin lama makin berlaju dan proses imigrasi
pun menjadi sangat lebih pesat dan perubahan yang terjadi dari mulai tahun yang
lalu higga tahu ini sangatlah banyak, pada tahun ini tercatat banyak sekali
imigran illegal/gelap yang tidak mendaftarkan dirinya pada sensus penduduk pada
kota asalnya balia semua itu terjadi begitu saja tanpa adanya rasa kesadaran maka
makin lama akan terjadi kepadatan penduduk akan teradi dan susah menanganinya
dikarenakan susahnya mendata para imigran. (http://ihwanudinsuryajaya.blogspot.co.id/2012/09/isd-pengertian-migrasi-macam-macam.html)
F. Sebutkan 3 jenis struktur
penduduk, bentuk piramida penduduk, stasioner, muda, tua
Piramida Penduduk - Komposisi penduduk suatu wilayah
atau negara dapat disajikan dalam bentuk diagram yang berbentuk piramida atau
yang kemudian disebut dengan piramida penduduk. Apa sih piramida penduduk itu?
Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba
membahasnya secara lengkap dengan jenis-jenisnya. Semoga bisa bermanfaat. Check
this out!!!
Piramida penduduk adalah grafik mendatar
yang menyajikan data kependudukan dalam bentuk diagram batang yang
menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tersusun dari
garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyatakan golongan umur.
Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga usia maksimal yang bisa
dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.
Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri,
sedangkan golongan perempuan di sebelah kanan. Garis horizontal digunakan untuk
menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas
penduduk.
Bentuk piramida penduduk berbeda-beda
untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing bentuk mencerminkan
karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk itu sebagai berikut.
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini
mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian
besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara
yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif
antara lain sebagai berikut.
o Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun)
sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
o Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan angka kematian.
o Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
o Sebagian besar terdapat di negara-negara
berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir,
dan India.
2. Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan
tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat
stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan
jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida
penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.
Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner
antara lain sebagai berikut.
o Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok
usia muda dan dewasa relatif seimbang.
o Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu
tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
o Pertumbuhan penduduk kecil.
o Terdapat di beberapa negara maju antara
lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan
tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat
konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan
penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median
(pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia,
dan Swiss
Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif
antara lain sebagai berikut.
o Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan
usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.
o Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi
pada ke lompok usia dewasa.
o Angka kelahiran sangat rendah, demikian
juga angka kematian.
o Pertumbuhan penduduk sangat rendah
mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
o Jumlah penduduk cenderung berkurang dari
tahun ke tahun.
o Negara yang berada pada fase ini, antara
lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Dengan melihat bentuk piramida penduduk,
maka akan diketahui apakah negara itu bercirikan penduduk tua atau muda. Suatu
negara disebut berpenduduk tua apabila sebagian besar penduduk di negara itu
sudah berumur tua. Sedang suatu negara disebut berpenduduk muda apabila
sebagian penduduk negara itu masih berumur muda. (http://www.zonasiswa.com/2014/10/3-bentuk-piramida-penduduk.html)
G.
Pengertian
rasio ketergnatungan
Konsep definisi : Rasio Ketergantungan (Defendency
Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah
dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan
kerja) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja).
Rumus :
Kegunaan : Rasio
ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara
maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu
indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Contoh
Untuk memudahkan
pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio), di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan
menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung
jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14
tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua
(65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur
|
Jumlah Penduduk
|
0-14
|
63 206 000
|
15-64
|
13 3057 000
|
65+
|
9 580 000
|
Setelah jumlah
penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur
tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio
ketergantungan (dependency
ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan
Total Tahun 2000
Keterangan
|
Rasio Ketergantungan
|
RKTot
|
54,7
|
RKMuda
|
47,0
|
RKTua
|
7,2
|
Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan
total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja
(dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum
produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini
disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan
rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini
terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani
tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan
tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Rasio ketergantungan ini sudah jauh berkurang
dibandingkan dengan keadaan pada saat sensus 1971. Pada tahun 1971 rasio
ketergantungan total adalah sebesar 86 per 100 penduduk usia kerja, dan
kemudian menurun secara pasti sampai tahun 2000. Penurunan ini terjadi terutama
karena penurunan tingkat kelahiran sebagai dampak dari keberhasilan program
keluarga berencana selama 30 tahun terakhir.
H. Pertumbuhan dan perkembangan
kebudayaan di indonesia
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
·
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu
pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa,
Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini
tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke
Filipina.
·
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada
zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur
logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh
karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk
berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri
zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
I. Jelaskan kebudayaan Hindu,
budha dan Islam
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
·
Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3
dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau
akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5
ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat
dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai.
Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
·
Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da
16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang
disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau
Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di
karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15
ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara
pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di
Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat,
Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan .
Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh
pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya
telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh
oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam
kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten,
Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Kebudayaan Barat
Unsur
kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke
Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke
Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di
kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya
arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan,
terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ;
Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan
dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan
rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul
sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama
dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu
diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak
menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia
KEBUDAYAAN
HINDU-BUDHA
1. Agama Hindu dan Kebudayaannya
Agama Hindu diyakini tumbuh di India sekitar 1500
SM. Dari India, agama ini menyebar ke
seluruh dunia dan banyak mempengaruhi kebudayaan-kebudayaan besar dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya ke
kotaMohenjo-Daro (Larkana) dan Harappa (Punjab)sekitar tahun 1500 SM.
Mereka datang melalui celah Kaiber dan mendesak bangsa Dravida dan Munda yang telah mendiami daerah
tersebut. Orang-orang Arya membangun sistem kepercayaan dan kemasyarakatan
sesuai tradisi yang mereka miliki. Orang
Arya memuja banyak Dewayang
dipercayai memiliki kuasa atas segi-segi tertentu kehidupan makhluk hidup.
Pemujaan terhadap para
Dewa dipimpin oleh golongan Brahmana atau Pendeta. Para Brahmana juga menulis
berbagai ajaran dan ritus-ritus sebagai pedoman dalam melaksanakan upacara
keagamaan. Tulisan-tulisan tersebut disatukan dalam Kitab Veda.Kitab Veda terdiri dari empat bagian
1) Reg-Veda, merupakan kitab tertua dan ditulis diantara
tahun 1500 dan 900 SM
2) Yajur-Veda, berisi pedoman pengorbanan
3) Sama-Veda, berisi pedoman zikir dan puji-pujian
4) Atharva-Veda, kumpulan mantra-mantra gaib
Dalam agama Hindu,
terdapat pembagian kasta masyarakat berdasarkan pembagian tugas atau pekerjaan.
Kasta tersebut dari tertinggi adalah :
1) Brahmana, mengurus kehidupan
keagamaan
2) Ksatria, berkewajiban
menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan negara
3) Waisya, berdagang,
bertani dan berternak
4) Sudra, pekerja
atau pelayan
Dalam perkembangan
selanjutnya, terjadi perpaduan antara budaya Arya, budaya Dravida, dan budaya
Munda yang kemudian disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah
Sungai Gangga, yang disebutAryavarta (Negeri Bangsa Arya) dan Hindustan
(Tanah Milik Bangsa Hindu).
Pada awal abad ke-3 dan ke-4 masehi,
agama Hindu masuk ke indonesia khususnya ke pulau jawa. Perpaduan antara
kebudayaan setempat dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India berlangsung
dengan mantap.
A. Penyiaran Agama Hindu
di Indonesia.
Proses masuknya agama
Hindu di Indonesia dibawa oleh kaum pedagang, baik pedagang India yang datang
ke Indonesia maupun pedagang dari wilayah Indonesia yang berlayar ke India.
Akan tetapi, di lain pihak terdapat beberapa teori yang berbeda tentang
penyebaran agama Hindu ke Indonesia. Pendapat atau teori tersebut di antarannya
:
1) Teori Sudra, menyatakan bahwa
penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta
Sudra, karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan.
2) Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebaran
agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta Waisya, karena
mereka terdiri atas para pedagang yang datang dan kemudian menetap di salah
satu wilayah di Indonesia. Bahkan banyak di antara pedagang itu yang menikah
dengan wanita setempat.
3) Teori Ksatria, menyatakan bahwa
penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta
Ksatria. Hal ini disebabkan terjadi kekacauan politik di India, sehingga para
Ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka lalu mendirikan
kerajaan-kerajaan dan menyebarkan agama Hindu.
4) Teori Brahmana, menyatakan bahwa
penyebaran agama Hindu dilakukan oleh kaum Brahmana. Kedatangan mereka ke
Indonesia untuk memenuhi undangan kepala suku yang tertarik dengan agama Hindu.
Kaum Brahmana yang datang ke Indonesia inilah yang mengajarkan agama Hindu ke
masyarakat.
Dari keempat teori
tersebut, hanya teori Brahmana yang dianggap sesuai dengan bukti-bukti yang
ada. Bukti-bukti tersebut diantaranya :
1) Agama Hindu bukan
agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana,
sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
2) Prasasti yang pertama
kali ditemukan berbahasa Sansekerta, sedangkan di India bahasa itu hanya
digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi, hanya kaum Brahmana-lah
yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
2. Agama dan Kebudayaan Budha
Agama Buddha pertama
kali tumbuh di India, tepatnya di India bagian timur laut sekitar tahun 500 SM. Diajarkan oleh Siddharta Gautama yang dikenal sebagai
Buddha (seorang yang telah mendapatkan pencerahan) Agama Buddha muncul sebagai reaksi terhadap golongan
Brahmana dalam ritual keagamaan.
Keseluruhan ajaran
agama Buddha dibukukan dalam Kitab Tripitaka, yang terdiri dari tiga kumpulan
tulisan, yaitu :
1) Sutta (Suttanata) Pitaka,
kumpulan khotbah
2) Vinaya Pitaka,
aturan-aturan yang berkaitan dengan kehidupan pendeta
3) Abhidharma Pitaka,
berisi filosofi, psikologi, klasifikasi dan sistemasi doktrin.
Dalam perkembangannya,
agama Buddha pecah menjadi aliran, yaitu
1) Aliran Hinayana,
mengajarkan bahwa untuk mencapai nirwana sangat tergantung kepada usaha diri
sendiri melakukan meditasi.
2) Aliran Mahayana,
mengajarkan bahwa untuk mencapai nirwana, setiap orang harus
mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih)
Perkembangan agama
Buddha di India mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ashoka dari Dinasti Maurya
(273-232 SM). Pada
pemerintahan-nya, Raja Ashoka menetapkan agama Buddha sebagai agama resmi
negara. Agama
Buddha kemudian dengan cepat berkembang dan diterima oleh masyarakat India. Hal
ini terutama disebabkan oleh bahasa yang digunakan Buddha dalam penyampaian
ajarannya, yaitu Bahasa
Parkit (bahasa yang digunakan rakyat sehari-hari),
bukan bahasa Sansekerta yang hanya dimengerti oleh kaum Brahmana.
Selain itu, agama
Buddha bersifat non-eksklusif. Artinya, agama Buddha bisa diterima siapa saja
dan tidak mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta. Agama Buddha juga
tidak mengenal perbedaan hak antara pria dan wanita.
Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau
budhisme masuk ke wilayah Indonesia, khususnya ke dalam pulau jawa.
Agama/ajaran budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pada hinduisme,
sebab dalam ajaran budhisme tidak mengenal adanya kasta-kasta dalam kehidupan
masyarakat.
A. Penyiaran Agama Buddha
di Indonesia.
Agama Buddha masuk ke Indonesia dibawa
oleh para biksu. Antara lain seorang biksu dari Kashmir bernama Gunawarman
datang ke Indonesia sekitar tahun 240. Gunawarman adalah seorang biksu Buddha
Hinayana. Pada tahun-tahun berikutnya, para biksu Buddha dari Perguruan Tinggi
Nalanda (Benggala, India) pun datang ke Indonesia. Makin lama pengaruh Buddha
makin berkembang di Indonesia.
Penyiaran agama Buddha di Indonesia
lebih awal dari agama Hindu. Dalam penyebarannya agama Buddha mengenal adanya
misi penyiar agama yang disebut, Dharmadhuta. Tersiarnya agama Buddha di
Indonesia, diperkirakan sejak abad ke-2 Masehi, dibuktikan dengan penemuan Arca
Buddha dari perunggu di Jember, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Arca-arca itu
berlanggam Amarawati. Namun, belum diketahui siapa pembawanya dari India
Selatan ke Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan arca Buddha dari batu di
Palembang.
II. KEBUDAYAAN ISLAM
Pada abad ke-15 dan
ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam
yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama islam pada abad itu
berada di pulau jawa yang sebenarnya masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa
jauh sebelum abad ke -15. suatu bukti bahwa awal abad ke-11 sudah ada wanita
Islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Pada abad
ke-15,berkembanglah negara-negara pantai, adalah negara Malaka di semenanjung Malaka, negara Aceh
di ujung pulau Sumatra, negara Banten di jawa Barat, negara Demak di
pesisir utara jawa tengah, negara Goa di sulawesi selatan. Dalam
prosesperkembangannya negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang
kaya dan golongan
bangsawan kota-kota pelabuhan, dan telah menganut ajaran Islam.
Didaerah-daerah
yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai
pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan.
misalnya di Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra Timur, sumatra barat, dan
pesisir kalimantan.
A. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama
Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul
Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori
Persia. Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah
waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau
pembawa agama Islam ke Nusantara.
1) Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia
pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari
teori ini adalah:
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam
di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck
Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung
teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan
politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari
keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak (
Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang
memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran
Islam.
2) Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai
sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat
bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab
(Mesir).
Dasar teori ini adalah:
Dasar teori ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan
berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh
mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah.
SedangkanGujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut
berasal dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka,
Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa
abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia
terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses
penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri. Dari penjelasan di atas, apakah Anda
sudah memahami? Kalau sudah paham simak
3) Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia
abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah
kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu
Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra
Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di
pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran
yaitu Al – Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-
tanda bunyi Harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama
salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein
Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya
masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori
tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai
pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang
peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat
(India). Demikianlah uraian materi tentang proses masuknya Islam ke Indonesia.
Proses masuk dan berkembangnya Islam ke
Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan jalan damai melalui beberapa
jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang
Arab, Persia dan Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan
masyarakat Indonesia. Pada kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan
ajaran Islam. Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap,
atau mendirikan perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan
Pekojan. Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering
bahkan ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses
penyebaran Islam semakin cepat berkembang.
Proses penyebaran
Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para
pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di pulau Jawa,
peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang dikenal
dengan sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
1) Maulana Malik Ibrahim
dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa Timur.
2) Sunan Ampel dengan
nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.
3) Sunan Bonang adalah
putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim, menyebarkan Islam
di Bonang (Tuban).
4) Sunan Drajat juga
putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan Islam di
daerah Gresik/Sedayu.
5) Sunan Giri nama
aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik)
6) Sunan Kudus nama
aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
7) Sunan Kalijaga nama
aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di daerah
Demak.
8) Sunan Muria adalah
putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid menyebarkan islamnya di
daerah Gunung Muria.
9) Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di
Jawa Barat (Cirebon)
III. KEBUDAYAAN BARAT DI INDONESIA
Proses akulturasi di Indonesia tampaknya
beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh
aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat
arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”.
Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan
internasional yang jelas menguntungkan secara positif.
Akan tetapi pada refleksi dan dalam
usaha merumuskannya kerap kali timbul reaksi, karena kategori berpikir belum
mendamaikan diri dengan suasana baru atau penataran asing. Taraf-taraf
akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih dapat diperbedakan,
kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai pluralitas, taraf,
tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat mempengaruhi
masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi dalam
(Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat modern semua
buruk dan akan mengerogoti Kebudayaan Nasional yang kita gagas? Oleh karena
itu, kita perlu merumuskan definisi yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern.
Frans Magnis Suseno dalam bukunya ”Filsafat Kebudayan Politik”, membedakan tiga
macam Kebudayaan Barat Modern:
A. Kebudayaan Teknologi
Modern
Pertama kita harus membedakan antara
Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis
Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan
Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu
sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-Barat,
misalnya dari Jepang.
Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan
sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula
penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan
pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan teknologi,
melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan
teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan
angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir
semua produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan teknologi modern
dalam pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu
kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral. Bisa dipakai atau
tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang
Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam
Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau
memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka
masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat
instumental.
B. Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu
dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan.
Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya
mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya
hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan
lapangan terbang internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan
Kentucky Fried Chicken (KFC).
Di lapangan terbang internasional orang
dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan: tangga
berjalan, duty free shop dengan tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan
modern, meskipun sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat
terbang; semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan
batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari
ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil teknologi modern, ia
menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak menyumbangkan
sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong
karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita,
pilihan pakaian, rasa kagum dan penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin
kita tidak memiliki diri sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata,
melainkan tiruan, blasteran.
Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah
Konsumerisme: orang ketagihan membeli, bukan karena ia membutuhkan, atau ingin
menikmati apa yang dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern
Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu
dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan
tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC bukan
karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food dianggap
gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern. (http://rizky-akbar-n.blogspot.co.id/2012/11/kebudayaan-hindu-budha-islam-dan-barat.html)
J. Jelaskan kebudayaan barat.
Budaya
Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban
Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang
berasal Eropa.
Istilah
“budaya Barat” digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma
sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik,
artefak budaya khusus, serta teknologi. Secara spesifik, istilah budaya Barat
dapat ditujukan terhadap:
·
Pengaruh
budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra, dan
tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan
budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta
dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang
dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi
ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional
umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan
nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
·
Pengaruh
budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi
etika atau moral, selama masa Pasca Klasik
·
Pengaruh
budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi
lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme
Konsep
budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam
definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta
prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain.
Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah
dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan
negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi
orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan
Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa
Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.
Beberapa
kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat moderen, antara
lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandingan
penting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme
budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.
Pengertian
Pluralitas Budaya
Pluralitas
budaya sering disamakan dengan istilah multikulturalisme, dua istilah tersebut
memang memiliki makna yang mirip. Akan tetapi, multikulturalisme merupakan
paham atau ideology yang menganjurkan masyarakat untuk menerima dan menganggap
keanekaragaman budaya adalah hal yang ada dalam suatu wilayah. Ada pula istilah
pluralitas kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat, pluralism kebudayaan adalah
dua macam tradisi kebudayaan atau lebih yang membagi masyarakat kedalam
golongan sosial yang berbeda-beda. Menurut E. B. Y. Tylor kebudayaan merupakan
sesuatu yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum adat
istiadat kesanggupan, serta kebiasaannya, maka dengan adanya pluralitas budaya
dalam suatu negara diperlukan nilai dan norma budaya untuk mengatur unsur-unsur
yang mencakup dalam kebudayaan tersebut.
Budaya
Lokal sebagai Akar Kebudayaan Nasional
Di dalam
filsafat hidup; pandangan hidup etika, dan kearifan lokal masyarakat pemiliknya
misalnya dalam bahasa jawa terdapat istilah memayu, hayuningbawono, yang
berarti persahabatan dengan tempat tinggal melalui penjagaan kelestarian
dan keserasian alam sekitar. Puncak-puncak keanekaragaman kebudayaan.
Pengaruh
Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Lokal
Kebudayaan
asing adalah kebudayaan yang hidup dan dimiliki oleh masyarakat diluar bangsa Indonesia.
Kebudayaan asing sering dianggap sebagai kebudayaan yang datang dari
masyarakat barat, yaitu bangsa Eropa, Amerika, Jepang, Cina, India, Timur
Tengah dan sebagainya. Masuknya budaya asing antar lain yang berkaitan dengan
penerapan teknologi membuat budaya lokal mengalami perubahan.
Menurut
Koentjaraningrat, pengaruh kebudayaan asing yang ada di Indonesia dapat dilihat
sebagai berikut:
Pengaruh
kebudayaan Hindu
Kebudayaan
Hindu masuk Indonesia sekitar ke 4M. pada masa itu, kebudayaan Hindu memiliki
kekuatan yang besar dan serupa dengan kebudayaan barat pada saat ini.
Kebudayaan hindu telah merambat dan mempengaruhi kehidupan. Hampir semua bangsa
di dunia misalnya kebudayaan intelektual agama hindu yang mempengaruhi dunia
asia tenggara, termasuk Indonesia.
Pengaruh
kebudayaan Islam
Agama Islam
memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia di daerah yang
tidak terpengaruh agama hindu. Misalnya di daerah Aceh, Banten, Pantai Utara
Jawa, dan Sulawesi Selatan. Begitu juga dengan daerah seperti Sumatera, dan
Pantai Kalimantan yang mengalami proses dan pengaruh yang sama.
Pengaruh
Kebudayaan Eropa
Pengaruh
kebudayaan Eropa di Indonesia dimulai dengan adanya kolonialisme dan
kapitalisme bangsa Eropa seperti Belanda dan Portugis. Belanda misalnya,
menguasai beberapa pusat pemerintahan dan juga kota-kota pemerintahan seperti
kota provinsi, kota kabupaten dan kota distrik. Kebudayaan asing secara tidak
langsung juga berpengaruh terhadap kebudayaan nasional kita. Koentjaraningrat
menyatakan perlunya syarat agar suatu unsur kebudayaan nasioal itu dapat
memberi identitas kepada warga negaranya. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan
rasa bangga kepada mereka.
Pada
awalnya globalisasi ini disosialisaikan keseluruh dunia melalui cara kekerasan.
Misalnya melalui penjajahan atas bangsa lain oleh bangsa Eropa dan Amerika. Ada
pula cara damai yang ditempuh, misalnya dengan memakasa bahasa masyarakat
Eropa, seperti bahasa Inggris, bahasa Perancis atau bahasa latin menjadi bahasa
komuikasi bersama.
C. Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat
Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan
hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan
Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum
mencaploknya. Italia, Perancis, Spanyol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika
Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masing-masing. Meskipun di
mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca
Cola.
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu,
dengan demikian belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti
bagaimana orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera
estetik dan cita rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya,
apakah paham tanggung jawabnya (Suseno; 1992).
Komentar
Posting Komentar