GAMBARAN KAWASAN
KAMPUNG LUAR BATANG


a.                   Kondisi Eksisting
            Kampung Luar Batang adalah kampung nelayan yang termasuk dalam Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kampung yang terletak di Kelurahan Penjaringan ini merupakan pemukiman tertua di Jakarta. Diperkirakan, pemukiman ini mulai dibangun pada tahun 1630-an. Kampung ini boleh dikatakan sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Kampung Luar Batang berdekatan dengan pantai dan beberapa pemukiman menengah atas seperti Pluit, Pemukiman Terpadu Pantai Mutiara dan Muara Angke.



b.      Ulasan Arsitektural
            Teori pelestarian kampung luar batang yaitu menggunakan konsep pengembangan revitalisasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses, cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.
                        Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural. Atau tepatnya merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan.Tergantung dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi dan/atau rekonstruksi.Jadi, revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Selain itu, revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu lingkungan atau benda cagar-budaya untuk pemakaian baru. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik) kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives). Hal ini mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.
                        Revitalisasi pada Kampung Luar Batang yaitu wisata bahari diarahkan sebagai kawasan dengan wisata rohani dan penunjang di sekitar Mesjid Luar Batang. Adanya revitatalisasi tersebut sehingga Masjid Luar Batang merupakan landmark pada kawasan Kampung Luar Batang.
                        Pada gambar dibawah merupakan bentuk gerbang Masjid Luar Batang di tahun 1916. Tampak pada bagian depan terdapat beberapa simbol yang berkaitan dengan Islam seperti bulan sabit dan bintang. Selain itu tampak pada sebelah kanan dan kiri terdapat tulisan arab gundul berupa “Masjid Keramat”.




            Pada tahun 1990-an bentuk gerbang telah dirubah secara drastis pada saat renovasi masjid secara total pada tahun 1950-an. Bentuk interior masjid, sebelum mengalami renovasi pada tahun 1950-an tidak terdokumentasikan secara rinci. Namun jika dilihat berdasarkan gambar disamping tampak hasil renovasi masjid, dimana terdapat perubahan over-hang (sosoran) yang terbuat dari plat.
            Bentuk perubahan lain yang tampak nyata adalah ornamen Islami yang dibuat tampak lebih nyata berupa kaligrafi dengan lafadz “Sabillah Alaudrus” dalam tulisan Arab.

Sumber : kabarpenjaringan.blogspot.com


            Pada tahun 2005, terjadi renovasi dan pembangunan ulang kembali keseluruhan komplek masjid. Akibat dengan adanya pembangunan secara total tersebut, maka bentuk dari gerbang masjid kembali berubah, namun perubahan tidak terlalu signifikan seperti sebelumnya, perubahan mencakup bentuk kaligrafi dan warna.







c.       Langgam Arsitektur
            Kampung Luar Batang adalah kawasan yang menjadi tempat tinggal para pekerja kasar di Jakarta. Kampung Luar Batang, bermakna tempat tinggal di luar batang kayu (batas luar) yang saat itu sebagai penutup muara sungai di waktu malam. Atau juga kadang dimaknai di luar benteng kota. Berdiri diatas tanah hasil sedimentasi muara Sungai Ciliwung yang mengalir melalui Kali Besar (big cannal).
            Tumbuh di atas tanah yang masih labil, membuat wilayah ini dihuni sebagian kelompok warga suku bangsa Jawa dengan harga murah, sehingga akhirnya menjadi padat. Dalam perkembangan kawasan berkembang pesat hingga dibuatkan sebuah Mushola tahun 1739 dan akhirnya diperluas menjadi Masjid untuk kepentingan ibadah dan kegiatan sosial lain di tengah kampung ini.
            Dalam perkembangan kawasan berkembang pesat hingga dibuatkan sebuah Mushola tahun 1739 dan akhirnya diperluas menjadi Masjid untuk kepentingan ibadah dan kegiatan sosial lain di tengah kampung ini. Dalam Masjid ini ada makam keramat salah satu khatib yaitu Sayid Husein bin Abubakar bin Abdilah Al-Aydrus (1758).            Masjid ini kemudian menjadi salah satu wisata religius Kampung Luar Batang. Sayangnya perluasan terakhir awal dekade 2000-an, membuat wajah arsitektur masjid ini berubah seperti sekarang dan mengilangkan jejak arsitektur langgam campuran Eropa dan India.

d.      Fasad Bangunan
1.      Bentuk atap
-          Bentuk atap dari Masjid Luar Batang yang berbentuk limas sangat dipengaruhi oleh bentuk bentuk atap masjid yang ada di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
-          Sedangkan atap masjid yang menjadi “acuan” dari Masjid Luar Batang cenderung mengadopsi bentuk atap Pura Hindu Bali


Sumber : Wartakota.Tribunnews.com

2.      Akulturasi Pemakaman
-          Pemakaman dalam Islam memiliki aturannya sendiri terutama yang berkaitan dengan posisi makam, bagian kepala dan kaki, serta bahkan bentuk pemakaman
-          Kreasi-kreasi lewat ukiran, atau lukisan pada bagian-bagian batu nisan, cungkup, gapura Makam-makam yang dianggap keramat ditempatkan dipemakaman khusus.

Sumber : Travel.detik.com


3.      Kawasan Kampung Luar Batang
      Pada Kampung Luar Batang ini kebanyak rumah penduduk yaitu rumah adat betawi yang khas dengan list planknya yaitu disebut "Gigi Balang"


Khas Rumah Adat Suku Betawi Memiliki Gigi Balang







USULAN PENENGAHAN PELESTARIAN


1.      Permasalahan

·         Selain karena jumlah luasan dari sistem drainase yang dirasa cukup kurang, yang menjadi permasalahan pada kampung ini adalah kondisi geografis dari kampung ini yang terletak dibawah permukaan laut. Akibatnya pada waktu tertentu kampung ini terendam banjir. Sejak dahulu kampung ini selalu terendam banjir, hanya saja intensitas serta lama banjir cukup singkat. Namun saat ini banjir di Kampung Luar Batang semakin sering dan lama banjirnya cukup lama bahkan hampir satu minggu,
·         Pada Kawasan ini terdapat bangunan perumahan yang kurang teratur dan padat, 
·         Kampung Luar Batang sebagai salah satu basis penyedia pemukiman di kawasan Penjaringan, secara internal memiliki faktor bangkitan dan tarikan alami. Dengan adanya Masjid Keramat Luar Batang sebagai pusat kegiatan di kampung ini maka banyak kegiatan perdagangan yang terfokus pada kawasan masjid dan sekitarnya. Hal ini sama seperti ditempat lain dimana terdapat interest place maka masyarakat akan berusaha mengambil keuntungan secara tidak langsung,
·         Jika dikaji dalam teori linkage, maka kampung ini secara tidak langsung terhubung dengan sistem lalu lintas Tol Pelabuhan-Bandara Soekarno-Hatta, cukup dekat dengan pusat pelelangan ikan dan pasar ikan Muara Baru.                    

2.      Usulan dan Saran
Menurut penulis, saran untuk permasalahan dari Kawasan kampung Luar Batang, yaitu:

1. Sering terjadi banjir dan kurangnya drainase 

-          Perbanyak aliran drainase,



-          Penanaman pohon sebagai resapan, 



-          Perbanyak Tempat pembuangan Sampah agar masyarakat dan para pendatang
membuang sampah tidak sembarangan. Apabila melanggar maka ditegaskan,


2. Dibatasi pembangunan pada kawasan Kampung Luar Batang, dan pembangunan sesuai dengan sifat wilayahnya masing-masing. Karena kawasan tersebut sudah semakin padat dan penataan pada bangunan-bangunan agar rapi dan akses mudah,

3. Pedagang kaki lima yang tidak pada tempatnya membuat sekitar landmark (Masjid Luar Batang) menjadi tidak rapi sehingga orang-orang yang akan masuk tidak leluasa.
penangananya yaitu membuat tempat khusus untuk pedagang kaki lima itu sendiri,


4. Dibuatnya Pedestrian agar para pengunjung nyaman saat berjalan kaki, terhindar dari kendaraan bermotor,


5. Dirapikan dan diatur kembali tempat pelabuhan Kampung Luar Batang agar terlihat rapi dan nyaman dipandang,

6. Dengan adanya tempat pedagang kaki lima, dan pedestrian untuk pengunjung sehingga kendaraan bermotor pun nyaman dan terhindar dari macet untuk mencapai suatu tempat.












KESIMPULAN

     Kesimpulan dari kawasan Kampung Luar Batang  yaitu :



·       Kampung Luar Batang cukup strategis karena dilewati oleh Jalan Gedong Panjang yang menjadi jalan penghubung antara kawasan perindustrian Pluit-Bandara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priuk, 
·       Sebagai tempat yang strategis Kampung Luar Batang seperti “dikepung” oleh kebijakan pengembangan kawasan, reklamasi Perumahan Pantai Mutiara. Dasar reklamasi ini telah ada sejak tahun 1995 dimana pada saat itu dikenal dengan Jakarta Waterfront Development Program, 
·       Selain karena perkampungan di tengah kawasan pusat perekonomian, Kampung Luar Batang juga memiliki landmark yaitu Masjid Keramat Luar Batang. Masjid yang telah ada sejak abad ke XVII, tapi sebagai benda cagar budaya, masjid ini telah mengalami perubahan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan bangunan aslinya pada tahun 1916.

Komentar

Postingan Populer